Jumat, 18 Februari 2011

Artikel 1 (Kapan Boleh Pacaran?)

Pas kelas 2 SMP di pelajaran Character Formation atau yang sering masyarakat dengar adalah Budi Pekerti membahas suatu tema yang menarik.”Kapan Boleh Pacaran?”.Pas seusia SMP,memang lagi zamannya mencari jati diri.Salah satunya dengan mencoba-coba yang namanya pacaran.
Sewaktu SMP jujur gue gak pernah pacaran sama sekali.Itu gak membuat gue dikucilkan atau dianggap cupu,dsb.Yeah,mungkin karena gue gak pantas dicintai.
Gue kadang suka ngiri sama temen-temen gue dulu yang berhasil dapet gebetannya.Kayaknya mudah banget mereka dapet orang yang mereka inginkan.
Sementara gue?gak pernah satu pun gue berhasil mendapatkan orang yang gue inginkan.Adanya orang yang gak gue inginkan,malah menginginkan gue.
Ada suatu teori yang menurut gue,sangat bagus untuk diterapkan orang-orang yang kurang beruntung dalam urusan cinta.”Cintailah orang yang mencintai kamu”.
Mungkin mengucapkannya sangat mudah.Tapi untuk menerapkannya?mungkin hanya beberapa orang yang sanggup.
Apa bisa kita mencintai orang yang gak kita cintai?
Kadang gue berasa dunia itu gak adil.Banyak orang yang menghambur-hamburkan uang untuk membeli barang yang sebenarnya gak perlu tapi demi popularitas.Bagaimana dengan orang miskin?Bagi mereka 100 ribu sangat berharga bagi mereka,apalagi berjuta-juta rupiah?
Sama dengan masalah cinta,kadang dunia juga gak adil.Ada orang yang  love storynya selalu happy ending.Mereka sampai gak tau apa arti cinta yang sebenernya.Karena mereka gak pernah merasakan namanya patah hati.
Ada orang yang love storynya sering happy ending,walaupun mereka pernah merasakan sakitnya patah hati.Tapi setidaknya ia masih beruntung.
Lalu,bagaimana dengan orang yang lovestorynya selalu sad ending?
Orang yang seperti gak layak dicintai?
Orang yang sebenernya butuh cinta tapi gak ada yang mau mencintai dia?
Sebagai remaja pada umumnya,pasti kita menyukai orang dari fisik.
Jangan munafik,bila kita gak ngeliat orang dari fisik.Apalagi fisik itu ditambah dengan sifat dan sikap yang menunjang.Tambah tergila-gila lah kita.
Lagi-lagi kita harus berpikir,bagaimana dengan nasib orang yang gak punya fisik yang memadai?Padahal orang itu baik,tapi karena dia jelek gak ada yang mau milih dia.
Ingat,walaupun fisik seseorang bagus bukan berarti hati dan pikirannya sebagus penampilannya.Belum tentu orang dengan fisik bagus itu akan setia pada kita.
Seperti contohnya seorang cowok pemain basket yang ganteng dan digila-gilai cewek satu sekolah hendak memilih cewek yang cocok untuk dia.
Karena dia cowok populer,maka dia juga ingin mencari cewek yang sama populernya dengan dia.Maka ia memacari seorang cewek kapten cheerleader’s sekolah yang cantik jelita tapi berhati nenek sihir.
Di sisi lain ada seorang cewek nerd tapi tergolong lumayan cantik dan baik hati?Jadi sebenernya siapa yang harus dipilih si cowok?
Kebanyakan karena kita gak tau sifat seseorang kita akan asal memilih.Asal dia populer dan memiliki fisik yang ok dan gak memalukan dibanggakan pasti kita akan memilih dia.
Jadi kapan sebenernya kita boleh pacaran?
Jawabannya sangat simple.Sampai saat itu tiba.Yaitu dimana kita telah beranjak dewasa,dimana pikiran kita sudah tetap.Gak berubah-ubah seperti layaknya remaja.
Saat kita berpikir pacaran bukan lagi buat gaya-gayaan,status,dan kesenangan belaka.
Tapi pacaran adalah sebuah ikatan kecil,dimana 2 orang saling mencintai dan membutuhkan.Dimana 2 orang itu belajar saling menerima kekurangan masing-masing dan mau menerimanya.
Dan kita merasa tak akan bisa kita hidup tanpanya.Bukan kita merasa butuh hidup karena dia.
Itulah cinta sesungguhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar